1. Kebiasaan Makan Tidak Teratur
Kebiasaan makan teratur membantu tubuh mengatur “waktu Lapar”. Jika anak makan tidak teratur, ia cenderung tidak sensitif terhadap rasa lapar. Kebiasaan menunda makan atau melewatkan makan membuat anak tidak terlalu memikirkan kebutuhan perutnya terutama saat melakukan aktivitas yang menyenangkan misalnya bermain, membaca, atau menonton TV. Jika tidak ada yang mengingatkan, bisa jadi anak lupa untuk makan.

2. Menu Makanan yang Tidak Disukai
Anak-anak umumnya belum memiliki kesadaran tentang pentingnya makan makanan sehat yang cukup. Menu makanan yang membosankan atau tidak cocok dengan selera dapat membuat anak tidak memiliki selera makan.

3. Kebiasaan Jajan
Salah satu dampak buruk dari kebiasaan jajan yang berlebihan pada anak adalah anak menjadi susah makan di rumah. Jika anak sudah merasa kenyang dari jajan, ia mungkin tidak lagi merasa perlu untuk makan di rumah.

4. Banyak Mengkonsumsi Minuman Bergula
Anak-anak umumnya suka minuman manis seperti teh manis, sirup, es krim, jus, dsb. Gula yang terdapat dalam minuman manis, di dalam perut akan diubah menjadi glukosa yang membuat perut terasa tidak lapar. Hal ini menyebabkan nafsu makan berkurang.

5. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan tertentu seperti kekurangan vitamin B, gangguan pencernaan, sariawan, dan lain sebagainya dapat menyebabkan anak susah makan atau kehilangan selera akan.

6. Masalah Psikologis
Anak yang susah makan bisa jadi sedang mengalami masalah psikologis tertentu seperti marah, sedih, stress, dan lain sebagainya. Kadang-kadang anak sengaja tidak mau makan karena menunjukkan rasa kesal atau marah.

Meskipun jajan adalah kebiasaan wajar bagi anak-anak, tetapi orangtua harus bisa mengendalikan kebiasaan tersebut. Kebiasaan jajan dapat membuat anak malas makan di rumah, kurang nutrisi, atau membuat anak makan berlebihan. Jajanan di luar juga belum tentu sehat dan higienis. Jajanan yang tidak sehat dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pencernaan seperti diare, sembelit, perut kembung, dsb. Bagaimana cara mengatasi kebiasaan anak jajan di luar? Berikut beberapa tips membatasi keinginan anak untuk jajan.

Batasi Uang Jajan Anak
Anak bisa jajan karena ia memiliki cukup uang untuk jajan. Batasi uang jajan anak, agar ia tidak jajan secara berlebihan.

Pastikan Anak Mendapatkan Makan yang Cukup
Anak yang tidak makan atau makan terlalu sedikit cenderung suka jajan karena lapar. Jika anak makan dengan cukup, maka meskipun ia memiliki uang, belum tentu ia akan menggunakannya untuk jajan.

Ajari Anak Berhemat dan Menabung
Mengajari anak dan berhemat sejak dini sangat penting untuk mendidik anak mengatur keuangan pribadi. Jika anak sudah memiliki kesadaran berhemat dan kebiasaan menyisihkan sebagian uang jajan untuk tabungan, ia akan cenderung menahan diri dan tidak mudah tergoda untuk untuk menghabiskan uangnya untuk jajan.

Siapkan Bekal Anak
Siapkan bekal makanan saat anak berangkat ke sekolah. Membawa bekal sendiri menjamin anak mendapatkan makanan sehat dan aman.

Perhatikan Makanan Kesukaan Anak
Banyak anak yang tidak suka makan di rumah karena kurang cocok dengan menu yang ada. Orangtua sebaiknya memperhatikan makanan kesukaan anak sehingga membuat anak mendapatkan cukup makan di rumah.

Siapkan Menu Makanan Sehat
Menu makanan sehat akan memenuhi kebutuhan nutrisi anak secara lengkap. Tercukupinya kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, dan mineral akan menjamin anak merasa kenyang lebih lama.

Beri Teladan Kebiasaan Makan yang Sehat
Kebiasaan jajan bisa jadi dipengaruhi lingkungan dan gaya hidup. Contohnya, jika anda terbiasa jajan setelah makan, maka anak juga menjadi terbiasa dengan perilaku tersebut.

Berikan Pengertian Resiko Jajan Sembarangan
Berikan penjelasan kepada anak mengenai resiko jajan makanan sembarangan. Berikan pengetahuan pada anak mengenai jenis makanan yang sehat dan tempat jajan yang sehat. Hal ini akan membantu anak untuk selektif saat jajan dan mengurangi keinginan anak untuk jajan sembarangan.

Pada dasarnya keinginan untuk jajan adalah normal bagi kebanyakan orang termasuk anak-anak. Namun anak-anak seringkali tidak bisa mengendalikan keinginan untuk jajan tersebut. Oleh karena itu orangtua perlu membatasi kebiasaan jajan pada anak-anak. Untuk dapat mengendalikan kebiasaan jajan pada anak, anda harus tahu apa penyebab anak suka jajan. Berikut beberapa penyebabnya.

Lapar
Lapar adalah alasan yang paling logis untuk makan sesuatu, termasuk jajanan. Anak yang lapar cenderung suka jajan. Lapar dapat disebabkan karena tidak makan, makan terlalu sedikit, atau karena sudah waktunya lapar (tetapi belum makan).

Tidak Suka Makan di Rumah
Sebagian anak sangat susah untuk diajak makan di rumah. Tetapi jika makan jajanan, ia sangat menikmatinya. Jika makanan yang ada di rumah tidak mengundang seleranya, ia cenderung makan sekedarnya dan memilih jajanan sebagai tambahan makanan untuk membuatnya kenyang.

Memiliki Uang Jajan
Orangtua harus membatas uang jajan anak. Jika anak memiliki banyak uang, sangat mungkin ia akan menggunakan seluruhnya untuk jajan berulangkali.

Kebiasaan Mengemil
Meskipun mengemil tidak selalu buruk, anak terkadang tidak bisa membatasi waktu, jumlah, dan jenis makanan untuk cemilannya. Anak juga tidak memiliki cukup kesadaran bahwa makanan dapat mempengaruhi kesehatan.

Kurang Asupan Makanan Sehat
Mencukupi kebutuhan gizi harian anak sangat penting bagi anak. Mendapatkan makanan bergizi dapat mengurangi keinginan anak untuk jajan. Asupan karbohidrat, protein, lemak, dan serat yang cukup dapat memberikan rasa kenyang yang lebih lama daripada makanan yang miskin gizi.

Meniru Kebiasaan Orangtua
Tidak jarang anak suka meniru kebiasaan orangtua. Sebagian orangtua selalu mengajak anaknya jajan saat bepergian.  Hal ini membuat anak menilai bahwa saat keluar rumah ia harus membawa uang jajan.

Pengaruh Lingkungan dan Gaya Hidup
Jika anak bergaul dengan teman-teman yang suka jajan, maka ia akan terbawa ikut kebiasaan jajan tersebut.

Stress tidak hanya dapat dialami orang dewasa tetapi dapat juga dialami oleh anak-anak. Anak-anak belum mampu menyadari atau mengungkapkan tekanan mental yang dialaminya. Oleh karena itu orangtua sebaiknya mengenali dan dapat memberikan bantuan kepada anak untuk menghadapi stress yang dialaminya. Berikut beberapa tips yang dapat menjadi saran bagi orangtua.

1. Kenali Penyebab Stress
Untuk memberikan solusi yang tepat, orangtua harus mengatahui apa penyebab anak mengalami stress.

2. Tampung Curahan Hati Anak
Biarkan anak mengungkapkan curahan isi hatinya. Hal ini membantu meringankan perasaan yang dipendamnya.

3. Beri Nasihat Secara Bijak
Beri nasihat untuk memperkuat mentalnya dalam menghadapi masalah kejiwaannya. Jangan memarahinya, karena justru dapat menambah stress anak.

4. Berikan Perhatian Lebih dari Biasanya
Lebih banyak memberikan perhatian pada anak disaat ia mengalami stress dapat membantu anak lebih percaya diri dan menghindarkan anak dari rasa kesepian dan banyak melamun.

5. Bantu Anak Tidur dengan Nyaman
Stress dapat menyebabkan anak susah tidur dan banyak melamun sebelum tidur. Menemani anak saat akan tidur atau memberikan pijatan ringan dapat membantu anak lebih mudah tidur.

6. Perhatikan Asupan Nutrisi Anak
Stress bisa mengganggu selera makan. Hal ini dapat menyebabkan anak mudah jatuh sakit. Pastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup agar fisik anak tetap sehat.

7. Dorong Anak Melakukan Aktivitas yang Menyenangkan
Melakukan kegiatan yang meyenangkan dapat membantu mengurangi stress. Dorong anak melakukan hal-hal yang disukainya seperti bermain bersama, menonton video, menggambar, menyanyi, bermain musik, dsb.

8.Dorong Anak  Melakukan Aktivitas Fisik
Menyalurkan energi dalam bentuk aktivitas fisik seperti berolahraga, bermain bola, bersepeda, berkebun, dsb dapat membantu mengurangi stress. Banyak melakukan aktivitas fisik juga membantu meningkatkan kebugaran fisik dan mental.

9. Dorong Anak Bergaul
Berkumpul bersama teman yang peduli dapat membantu anak melupakan masalah yang dihadapi dan mengurangi tekanan mental yang dialaminya.

10. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung Pemulihan
Ciptakan lingkungan di dalam keluarga yang mendukung anak untuk menghilangkan stress yang dialami. Semua anggota keluarga dapat perperan untuk menghilangkan tekanan mental yang dialami anak dan mengembalikan keceriaannya.

Bayi yang tidur dekat ibu cenderung mendapat perhatian lebih daripada jika bayi tidur terpisah dari ibu. Tidur bersama antara ibu dan bayi tidak hanya bermanfaat bagi bayi, tetapi juga bermanfaat bagi ibu. Berikut beberapa manfaat tidur bersama, bagi ibu dan bayi.

1. Ibu dan Bayi Tidur Lebih Nyaman
Bayi akan merasa lebih nyaman jika tidur bersama ibu karena ia selalu dapat merasakan  sentuhan ibu. Ibu tidak dapat tidur lebih nyaman karena setiap saat dapat menjaga bayi.

2. Memberi ASI Lebih Mudah
Tidur bersama bayi memberi kemudahan bagi ibu untuk memberikan ASI sehingga bayi akan selalu mendapatkan ASI saat ia lapar.

3. Ibu dan Bayi Tidur Lebih Teratur
Umumnya bayi tidur secara teratur sehingga ibu juga akan cenderung tidur teratur pula.

4. Bayi Mendapat Perawatan yang Segera
Jika bayi rewel karena pipis, digigit nyamuk, kepanasan, atau karena alasan lain, ibu dapat dengan segera memberikan perawatan dan perhatian kepada bayi.

5. Mendapatkan Kebersamaan
Jika ibu bekerja jauh dari rumah di siang hari, maka malam hari adalah kesempatan terbaik bagi ibu dan bayi untuk menghabiskan waktu bersama yang sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak.

6. Membantu Pertumbuhan Bayi yang Sehat
Bayi yang mendapatkan perhatian yang cukup saat tidur, cenderung jarang bangun atau rewel saat tidur. Tidur nyenyak sangat bermanfaat bagi pertumbuhan bayi.

1. Membantu mengurangi gejala kolik dan konstipasi.
2. Meningkatkan sirkulasi darah
3. Membantu pencernaan
4. Merangsang perkembangan sistem syaraf
5. Meningkatkan kewaspadaan
6. Menghilangkan stress dan ketidaknyamanan
7. Meningkatkan sistem imunitas (kekebalan tubuh)
8. Melepaskan oksitosin
9. Memperkenalkan bayi akan bahasa sentuhan
10. Meningkatkan rasa dicintai, ditanggapi dan rasa aman
11. Menenangkan syaraf sehingga membantu tidur lebih nyenyak
12. Meningkatkan koordinasi pergerakan otot dan persendian
13. Memperbaiki pola tidur
14. Membantu fungsi-fungsi hormon

1. ASI kaya zat gizi yang memang diperlukan oleh bayi.
2. ASI mengandung imunitas yang diberikan kepada bayi. Bayi yang diberi ASI lebih tahan terhadap infeksi dan serangan penyakit.
3. ASI terjamin lebih higienis karena selalu segar dan tidak mungkin tercampur dengan bahan lain.
4. Komposisi ASI berubah menyesuaikan kebutuhan bayi berdasarkan usia.
5. ASI mengurangi resiko penyakit akibat gangguan metabolisma pada anak seperti glukosa darah tinggi dan tekanan darah tinggi, di kemudian hari.
6. ASI mengurangi resiko obesitas (kegemukan) pada bayi, bahkan setelah ia dewasa.
7. ASI Mengurangi resiko alergi pada bayi. Alergi dapat disebabkan oleh bahan makanan maupun alat makan.
8. ASI lebih mudah dicerna bayi sehingga mengurangi resiko gangguan pencernaan seperti konstipasi, diare, kolik, dsb.
9. ASI lebih aman bagi saluran pernapasan bayi sehingga mengurangi resiko gangguan saluran pernapasan seperti asma, batuk, alergi makanan, dsb.
10. ASI memberikan nutrisi maksimal bagi perkembangan otak dan kecerdasan bayi. Pengembangan kecerdasan bayi telah dimulai sejak bayi dalam kandungan.

1. Mendapatkan ASI adalah hak asasi bayi
2. Payudara ibu memang ditakdirkan untuk memberikan ASI
3. Menyusui bayi dengan ASI memberikan banyak manfaat kesehatan bagi bayi
4. Menyusui bayi dengan ASI memiliki banyak manfaat kesehatan bagi ibu
5. Komposisi, temperatur dan citarasa ASI pas untuk bayi
6. Praktis untuk diberikan, tanpa menyiapkan sesuatu
7. Tersedia dimana saja dan kapan saja
8. Gratis
9. Ramah lingkungan, karena tidak memerlukan bahan dan alat
10. Tidak akan diberikan secara berlebihan
11. Terjaga kualitasnya oleh ibu
12. Menyusui bayi dengan ASI berarti mengasuh dan memberi kasih sayang
13. Memberi ASI kepada bayi berarti memberikan imunisasi
14. Mudah diberikan tanpa banyak aturan
15. Selalu ibu yang memberikan, bayi akan mendapatkan pelayanan sempurna